Historiografi sejarah merupakan langkah-langkah yang dilakukan sejarawan dalam menuliskan kembali masa lalu. Sejarah sebagai ilmu memiliki metode atau langkah-langkah dalam penelitiannya. Langkah penelitian dalam sejarah adalah Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik/Verifikasi (pengujian keaslian sumber), Verifikasi (penafsiran sumber), dan yang terakhir Historiografi (penulisan sejarah). Pembahasan secara lengkapnya sebagai beriku:
- Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa yunani “Heurishein” yang artinya memperoleh. Heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan cara mengumpulkan bahan-bahan tertulis, tercetak atau sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. G.J Renier yang dikutip Dudung Abdurrahman (1999: 55) menyatakan heuristic merupakan suatu teknik, suatu seni dan bukan suatu ilmu. Oleh karena itu heuristic tidak mempunyai peraturan umum menurut Sidi Gazalba (1981: 115) heuristik adalah mencari bahan atau menyelidiki sumber sejarah untuk mendapatkan bahan penelitian. Pada tahap ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang sesuai dengan penelitian.
- Kritik/Verifikasi
Setelah sumber yang diperlukan terkumpul, maka langkah berikutnya adalah melakukan kritik sumber yaitu mengadakan penilaian atau pengujian terhadap sumber-sumber sehingga dapat diketahui apakah sumber tersebut dapat dijadikan sebagai data bagi penelitian tersebut atau tidak. Menurut Dudung Abdurrahman (1999: 58) kritik sumber ini meliputi:
Kritik Intern
Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas dan reabilitas isi dari suatu sumber sejarah (Hellius Sjamsudin, 1996: 118). Dalam kritik intern, hal yang dilakukan adalah menyelediki isi dari sumber sejarah. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari suatu sumber sejarah dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan. Kritik intern yang berkenaan dengan isi sumber dilakukan dengan cara apakah keaslian sumber tersebut dari pengarangnya asli atau turunan karya orang lain, dari tahap ini akan didapat validitas data. Kritik intern dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain. Sumber tersebut sesuai dengan yang ada atau banyak dipengaruhi oleh subjektifitas pengarang, dan apakah sumber tersebut sesuai dengan tema penelitian atau tidak.
Kritik ekstern
Kritik Ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber (otensitas) yang berkenaan dengan segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti: bahan (kertas atau tinta) yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain. Menurut Dudung Abdurrahman (1999: 59), uji otensitas minimal dilakukan dengan pertanyaan kapan, dimana, siapa, bahan apa serta bentuknya bagaimana sumber itu dibuat. Sebelum semua kesaksian dikumpulkan oleh sejarawan dapat digunakan untuk merekontruksi masa lalu, maka terlebih dahulu dilakukan pemerikasaan ketat.
Kritik ekstern dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sebuah sumber sejarah. Kritik ekstern berguna untuk memeriksa sumber sejarah dan menjaga keaslian serta keutuhan sumber tersebut. Dalam kritik ekstern dilakukan pengujian sumber dari aspek luarnya seperti pengarang dan asal sumber. Dalam penelitian ini kritik ekstern dilakukan dengan menyeleksi bentuk sumber data tertulis berupa buku dan literatur. Aspek fisik kedua sumber dilihat dari pengarang, tahun, tempat penerbitan sumber, gaya bahasa dan ejaan yang digunakan.
- Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran sejarah disebut pula dengan analisis sejarah. Interpretasi merupakan suatu kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya anĂ¡lisis data. Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk menafsirkan data yang diperoleh, kemudian mencari kaitan antara data yang satu dengan data yang lainnya. Setelah itu data yang salin berkaitan dihubungkan sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh kemudian menjadi suatu fakta sejarah yang dapat dijadikan sebagai data sejarah.
Pada tahap inilah sejarah sering terdapat unsur subjektifitasnya. Penulisan sejarah yang baik adalah sejarah yang objektif. Akan tetapi hal itu sulit diwujudkan, hal yang bisa dilakukan oleh seorang sejarawan adalah meminimalisirkan unsur subjektifitas tersebut. Unsur subjektifitas tersebut dipengaruhi oleh pandangan tersendiri oleh sejarawan, ideology yang dianut, kecenderungan dekat dengan objek sejarah, pendidikan, lingkungan tempat tinggal sejarawan dan lain sebagainya.
- Historiografi
Tahap historiografi merupakan langkah terakhir dalam metodologi atau prosedur penelitian sejarah, historiografi merupakan karya sejarah dari hasil penelitian, dipaparkan dengan bahasa ilmiah dengan seni yang khas menjelaskan apa yang ditemukan beserta argumentasinya secara sistematis. Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut menggunakan pikiran kritis dan analisis (Hellius syamsudin, 1992: 153).
Historiografi merupakan langkah merangkai fakta sejarah menjadi cerita sejarah yang dilakukan dengan cara menyalin buku-buku linteratur,surat kabar, dan sumber tertulis lainnya. Dalam hal ini imajinasi sangat diperlukan untuk merangkai fakta yang satu dengan fakta yang lain, sehingga menjadi suatu kisah sejarah yang menarik dan dapat dipercaya kebenarannya. Tahap historiografi ini merupakan langkah terakhir dalam metodologi atau prosedur penelitian historis. Dari data-data yang sudah berhasil dikumpulkan oleh peneliti, maka peneliti berusaha memaparkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan bahasa yang ilmiah beserta argumentasi secara sistematis.
0 Comments:
Posting Komentar