Love Blooming Rose LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SEDERAJATAN ~ BELAJAR ONLINE BERSAMA STELLA

About Author

Senin, 06 Mei 2019

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SEDERAJATAN

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SEDERAJATAN


Pengertian dan dasar kesederajat 
            Sederajat berarti sama, tidak ada orang yang berposisi di bawah atau di atas. Kesederajatan memberi tempat untuk berhubungan ideal, antara patner, bukan antara bos dan karyawan atau tuan dan budak.

Dasar kesederajatan
  1. Menurut Kitab Kejadian 1:27. Manusia diciptakan bersamaan menurut gambar.
Ini berarti semua manusia memiliki keistimewaan dan martabat yang sama. 
  1. Setelah manusia dibentuk dari tanah liat, Allah pun menghembuskan Rohnya sehingga memberi dia hidup. Inilah yang membuat manusia istimewaan dibanding makhluk lain sebab di dalam dirinya ada ROH ALLAH. Dan proses penciptaannya pun lewat karya, artinya Allah BEKERJA ketika menciptakannya, bukan hanya lewat sabda seperti menciptakan hal lainnya. Kejadian 2:7
  2.  Melihat Adam yang seorang diri, Allah lalu menciptakan Hawa untuk Adam dengan alasan agar dia menjadi PENOLONG yang SEPADAN dengan Adam.  Kejadian 2:18, 
  3. Hawa diciptakan dari TULANG RUSUK yang berarti Adam dan Hawa harus hidup SALING melindungi. Tulang rusuk berfungsi untuk melindungi organ penting manusia, dan manusia harus selalu melindungi tulang rusuknya. Jika tulang rusuk itu adalah perempuan maka laki-laki bertugas melindungi/ merangkul perempuan.  Kejadian 2 :22,
  4. Jika pandangan bahwa perempuan adalah bagian kecil dari laki-laki karena diciptakan dari tulang rusuknya, maka St. Paulus mengatakan: “Perempuan memang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Namun semua laki-laki lahir dari rahim perempuan” (Roma 11: 12).

Pengertian yang keliru  
             Namun kenyataan sekarang adalah perempuan banyak kali dianggap lebih lemah dari laki-laki. Subordinat : perempuan adalah sub – bagian (cabang) laki-laki sebagai pusat. Perempuan adalah nomor dua setelah laki-laki. Perempuan di anggap makhluk lemah yang kurang berdaya. Pandangan yang keliru ini berasal dari budaya Patriakal (patri = bapa), budaya yang dikuasai dan ditentukan oleh laki-laki. Budaya dunia umumnya budaya patriakal, maka jarang sekali ada kepala suku adalah perempuan. Dalam budaya ini garis keturunan adalah patrilineal, yakni laki-lakilah yang memegang kendali keluarga. Laki-lakilah yang berhak mendapatkan warisan keluarga. Pembedaan dalam tugas sosial ini adalah pembedaan hasil ciptaan manusia, bukan dari penciptaan. Karena itu pembedaan ini bisa dirubah.
            Dalam masyarakat sering ada anggapan bahwa perempuan cukup berperan di dapur dan di kamar. Tugas perempuan adalah mengurus rumah tangga, masak dan mengasuh anak. Sedangkan tugas laki-laki adalah mencari nafkah. Pendapat keliru ini membuat perempuan jarang mendapat posisi istimewa di tempat kerja.

Demitologi  
             Demitologi maskudnya meluruskan kembali sejarah yang telah diatur oleh laki-laki.  Perempuan dan laki-laki itu memiliki tugas dan peran yang sama dalam masyarakat. Perbedaan mereka hanya pada struktur fisik dan peran biologis. Perbedaan yang paling jelas adalah bahwa hanya perempuan yang memiliki rahim sehingga bisa mengandung dan melahirkan. Ini adalah perbedaan kodrati, artinya perbedaan yang sudah ada sejak keduanya diciptakan. Perbedaan ini tidak dapat diubah.
            Sejarah dunia kita juga telah mencatat banyak perempuan yang telah menunjukan kemampuan yang hebat pada bidang yang biasanya dikuasai laki-laki. Megawati pernah menjadi presiden RI, Margaretha Teacher pernah menjawab Perdana Mentri Inggris yang sangat kuat. Benazir Butho juga adalah mantan perdana mentri Pakistan yang sangat dihormati. Pahlawan Indonesia juga banyak yang perempuan, misalnya Cut Nyak Din, Maria Christina Tahahu dari Maluku, R.A Kartini pejuang emansipasi, dll.

Kisah Kitab Suci :
Maria juga disebut sebagai tokoh emansipasi perempuan, ketika dalam madah magnifikat (Lukas 1 : 46- 56), dia berkata : “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah.” Orang yang berkuasa pada zamannya jelas adalah para laki-laki, dan yang direndahkan adalah perempuan dan anak-anak. Maka bisa diterjemahkan : menurukan laki-laki dan meninggikan perempuan. 
Yesus Kristus sendiri yang hidup dalam budaya Yahudi yang sangat Patriakal menunjukan sikap-sikap yang berbeda.
  1. Dia berbicang akrab dengan seorang perempuan Samaria  4:7-42.
  2. Banyak pula perempuan yang terdaftar ikut serta dalam karya pelayanannya (Lukas 8:3).
  3. Suatu waktu orang-orang Farisi dan ahli Taurat membawa kepada Yesus seorang yang dituduh telah berzinah (Yohanes 8:3). Tapi Yesus menyelamatkan perempuan ini, bukan karena Dia maha pengampun tapi juga bahwa ada ketidak adilan yang terjadi, sebab laki-laki yang berzinah bersama si perempuan tidak ikut diseret ke hadapannya.
  4. Setelah kebangkitan Yesus Kristus, Maria Magdalena-lah yang mendapat keistimewaan melihat penampakan Yesus pertama kali (Markus 16:9).
  5. Perempuan memang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Namun semua laki-laki lahir dari rahim perempuan (Roma 11: 12)

Hubungan Ideal – patnership atau kesalingan   
            Hubungan ideal antara perempuan dan laki-laki adalah hubungan kesalingan. Perempuan tidak boleh lagi hanya ditentukan oleh laki-laki, sehingga ia menjadi pasif dan diremehkan. Perempuan harus bisa mandiri sehingga dirinya bisa menjadi sumber keputusan. Ia tidak boleh tergantung pada laki-laki. Sedangkan laki-laki harus menghargai perempuan sebagai pribadi yang bisa juga mengambil kebijakan sosial atau keluarga. Dalam tugas dan peran sosial tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan melainkan kesamaan bahwa keduanya adalah manusia, maka keduanya harus bekerja sama sebagai patner. Hubungan seperti ini disebut hubungan Patnership atau kesalingan.

0 Comments:

Posting Komentar